Senin, 29 Desember 2014

HUBUNGAN JURNALISTIK DAN KOMUNIKASI MASSA



Disusun oleh : Aning Pryartini, Hesty Wahyuni, Puji Budi Utomo, Safitri


Jurnalistik berasal dari bahasa Belanda juornalistiek, dalam bahasa Inggris juornalism yang bersumber dari perkataan juornal terjemahan bahasa Latin diurnal yang berarti harian atau setiap hari (Onong Uhjana, Dinamika Komunikasi, Bandung : Rosda, 1992, hlm 66). Menurut Prof. Onong
Uhjana Effendy jurnalistik didefinisikan sebagai keterampilan atau kegiatan mengelola bahan berita mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat.
A. Muis (pakar hukum komunikasi) mengatakan bahwa definisi tentang jurnalistik cukup banyak. Namun dari definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan secara umum. Semua definisi jurnalistik memasukan unsur media massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu.
Menurut Prof. Onong Uhjana Effendy, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. (Onong Uhjana, Dinamika Komunikasi, Bandung : Rosda, 1992, hlm 50). Menurut Prof. Dedy Mulyana, M.A., Ph.D, komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah), maupun elektronik. (Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Hakikat, Definisi dan Konteks Komunikasi, Bandung: Rosda, 2007, hlm 83).


Mendengar "Jurnalistik" orang akan berpikir mengenai tentang berita, wartawan, surat kabar. Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Unsur-unsur penting yang terdapat di dalam komunikasi massa adalah :


1.      Komunikator,
2.      Media massa
3.      Informasi (pesan).
4.      Gatekeeper.
5.      Khalayak (publik) dan
6.      Umpan balik.


Komunikator dalam komunikasi massa adalah:
  1. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi komunikasi modern, sehingga dapat dengan cepat diakses oleh publik.
  2. Pihak yang berusaha memberikan jasa melalui penyebaran informasi dan sekaligus menjadi agen perubahan dalam pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka.
  3. Pihak yang menjadi sumber informasi atau pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan  dari penyebaran informasi itu.
Media massa adalah saluran/alat komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Informasi massa adalah informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara massal, bukan hanya informasi yang hanya dikonsumsi secara pribadi. Gatekeeper adalah penyeleksi informasi.  Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disebarkan kepada masyarakat. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas atau membatasi informasi yang akan disebarkan tersebut. Mereka adalah wartawan, editor, sutradara, dsb. Khalayak adalah massa yang menjadi tujuan dari penyebaran informasi dari media massa. Mereka bersifat heterogen dan luas. Umpan balik, awalnya umpan balik bersifat tertunda namun dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, maka komunikasi interaktif dapat dilakukan secara langsung melalui media massa.
Berdasarkan definisi jurnalistik dan komunikasi massa di atas menujukkan bahwa jurnalistik berhubungan erat dengan pengolahan berita dan penyampaian melalui media massa. Berbicara tentang media massa pasti berkaitan dengan komunikasi terutama komunikasi massa. Hal ini sesuai dengan definisi komunikasi massa. Hubungan komunikasi dan jurnalistik seperti dua sisi koin yang tidak dapat dipisahkan. saling berkaitan. Sisi muka menunjukan jurnalistik dan sisi yang satu komunikasi. Jurnalis melakukan komunikasi (komunikasi massa) dengan cara menyampaikan berita melalui media massa. Komunikasi massa memerlukan jurnalistik sebagai alat untuk melakukan komunikasi. Sebab jurnalistik adalah perkembangan dari pers dan pers adalah perkembangan dari komunikasi massa.
Komunikasi massa yang disampaikan melalui media massa. Media massa itu sendiri memiliki berbagai fungsi di masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1.      Fungsi pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.  Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.  Seperti, pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar masyarakat tidak terjerumus dalam pengaruh narkoba.  Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.  Medai massa dapat memberi reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya,  namun sebagainya akan memberikan punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.
b.      Fungsi social learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.  Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat   di mana komunikasi massa itu berlangsung.  Komunikasi massa itu dimaksukan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat secara luas.  Fungsi komunikasi massa ini merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedogogi yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi paedogogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja.
c.       Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, emiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informai kepada masyarakat luas.  Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informasi tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
d.      Fungsi transformasi budaya
Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya.  Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang dilakukan oleh media massa.
Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.  Sebagaimana diketahui bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua masyarakat di dunia, karena selain dapat dimanfaatkan untuk pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya.  Jadi, tidak dapat dihindari bahwa komunikasi massa memainkan peran penting dalam proses ini di mana hampir semua perkembangan telematika mengikut-sertakan proses-proses komunikasi massa terutama dalam proses transformasi budaya.
e.       Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komuniasi massa menggunakan media massa, adi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Transformasi budaya yang dilaksanakan oleh komunikasi massa mengikut-sertakan fungsi hiburan ini sebagai bagian penting dalam fungsi komunikasi massa.  Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya.  Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa.
Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi maka hasil karya jurnalistik yang dikemas dalam media massa juga berkembang dari segi bentuk, cara menyajikan bahasa dll. Namun secara umum, karya jurnalistik atau media massa bisa dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk media cetak dan media elektronik.
Perkembangan peradaban manusia dari waktu ke waktu telah menghasilkan peningkatan sarana bantu kerja (teknologi yang dipakai). Semula bidang teknologi komunikasi dan informasi menghasilkan teknologi cetak (mekanik), lalu muncul teknologi audio /radio (elektronik), teknologi film (gabungan antara mekanik dan elektronik), dan selanjutnya lahir teknologi audiovisual/televisi, tele/video tex, dan telematika yang bersifat interaktif (elektronik)
Masing-masing media memiliki kelebihan dan juga kelemahan dalam fungsinya sebagai sarana, namun demikian bagi khalayak, kelebihan dan kekurangan itu justru dapat saling melengkapi dalam memperjelas penerimaan informasi atau isi pesan.
Melalui media radio dan televisi, informasi dapat diterima secara cepat tetapi tidak terperinci, sedangkan informasi terperinci dapat diperoleh melalui media cetak.
Media cetak maupun elektronik memiliki sifat yang disiyaratkan sebagaimana layaknya sebuah media massa, yaitu:
1.      Publisitas : berarti dapat disebarluaskan kepada khalayak
2.      Universalitas : isi pesannya bersifat umum atau universal
3.      Periodisitas : disajikan kepada khalayak secara periodik atau tetap.
4.      Kontinuitas : disajikan berkesinambungan, sampai fakta yang mengandung nilai berita tidak lagi menarik bagi sebagian besar khalayak.
5.      Aktualitas : isi pesan mengutamakan nilai kebaruan.
Perbedaan sifat antara media cetak dan elektronik adalah sebagai berikut.
Cetak
Elektronik/penyiaran
Radio
Televisi
Proses pencetakan
Proses pemancaran/Transmisi
Proses Pemancaran/Transmisi
Isi pesan tercetak, dapat dibaca dimana saja dan kapan saja
Isi pesan audio, dapat didengar sekilas sewaktu ada siaran
Isi pesan audiovisual, dapat dilihat dan didengar sekilas sewaktu ada siaran
Isi pesan dapat dibaca berulang-ulang
Tidak dapat diulang
Tidak dapat diulang
Hanya menyajikan peristiwa/pendapat yang telah terjadi
Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi
Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi
Tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung (audio)
Dapat menyajikan pendapat (audio) narasumber secara langsung /orisinil
Dapat menyajikan pendapat (audiovisual) narasumber secara langsung /orisinil
Penulisan dibatasi kolom dan halaman
Penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam
Penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam
Makna berkala dibatasi oleh hari, minggu, bulan
Makna berkala dibatasi oleh detik, menit dan jam
Makna berkala dibatasi oleh detik, menit dan jam
Distribusi melalui transportasi darat/laut dan udara
Distribusi melalui pemancara/transmisi
Distribusi melalui pemancara/transmisi
Bahasa yang digunakan bahasa formal
Bahasa yang digunakan bahasa formal dan non formal (bahasa tutur)
Bahasa yang digunakan bahasa formal dan non formal (bahasa tutur)
Kalimat dapat panjang dan terperinci
Kalimat singkat, padat sederhana dan jelas.
Kalimat singkat, padat sederhana dan jelas.

Struktur organisasi yang terdapat dalam perusahaan media cetak adalah sebagai berikut.
1.    Pemimpin Redaksi, biasa disingkat pemred. Ini adalah jabatan tertinggi pada susunan keredaksian. Ia bertugas menentukan misi dan visi penerbitan, menjalin hubungan baik dengan penerbitan-penerbitan lain, bertanggung jawab terhadap isi penerbitan secara umum, dan sebagainya.
2.    Redaksi Pelaksana. Dalam tugas sehari-hari, redaksi pelaksana (redpel) adalah orang yang paling bertanggung jawab atas lancarnya proses kerja jurnalistik di penerbitannya. Ia juga bertanggung jawab untuk menjaga agar misi dan visi penerbitan tersebut tetap terjaga. Selain itu, ia punya wewenang penuh untuk menentukan apakah sebuah naskah layak muat atau tidak.
3.    Staf Redaksi. Tugas utamanya adalah bertanggung jawab terhadap rubrik tertentu. Misalnya, ada staf redaksi yang bertanggung jawab untuk rubrik wisata, profil tokoh, laporan utama, dan sebagainya. Staf redaksi juga punya wewenang untuk mengedit naskah pada rubriknya. Pada penerbitan yang kecil, mereka tidak punya wewenang untuk menentukan layat muat atau tidaknya suatu naskah. Tapi pada penerbitan besar seperti surat kabar, staf redaksi punya wewenang penuh atas rubrik yang dipegangnya.
4.    Reporter. Ini adalah jabatan terendah pada bagian redaksi. Tugasnya adalah melakukan reportase (wawancara dan sebagainya ke lapangan). Karena itu, merekalah yang biasanya terjun langsung ke lapangan, menemui nara sumber, dan sebagainya.
Dalam media elektronik, struktur organisasi yang ada tidak jauh berbeda dengan yang ada pada media cetak, yaitu pemimpin redaksi, redaksi pelaksana, staf redaksi, dan reporter. Pemimpin redaksi bertugas untuk menentukan visi dan misi peluncuran berita, menjalin hubungan baik dengan perusahaan media lain, dan sebagainya. Dalam tugas sehari-hari, redaksi pelaksana adalah orang yang paling bertanggung jawab atas lancarnya proses kerja jurnalistik di bagiannya. Tugas utama staf redaksi adalah bertanggung jawab pada acara-acara tertentu, apakah acara talkshow, hiburan, dan lain sebagainya. Dan yang terakhir adalah reporter yang bertugas meliput serta melakukan reportase (wawancara di lapangan)


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar