Disusun Oleh : Desy Yulita, Elsye Naumiani, Listi, Melinda
A. Pengertian Interaksi Edukatif
Pengertian Citizen
Journalism
Citizen
Journalism adalah
praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis dalam hal ini
oleh warga.
Citizen
Journalis (Jurnalisme
Warga) adalah warga biasa yang menjalankan fungsi selayaknya jurnalis
profesional yang pada umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet
untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat.
Shayne
Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the
act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting,
analyzing, and disseminating news and information”.
Ada beberapa
istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public journalism,
advocacy journalism, participatory journalism, participatory media, open source
reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism,
grassroot journalism, sampai we-media.
J.D. Lasica,
dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen
journalism ke dalam 5 tipe :
- Audience participation (seperti komenter user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).
2. Situs web berita atau informasi
independen (Consumer Reports, Drudge Report).
3. Situs berita partisipatoris murni
(OhmyNews).
4. Situs media kolaboratif
(Slashdot, Kuro5hin).
5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing
list, newsletter e-mail).
6. Situs penyiaran pribadi (situs
penyiaran video, seperti KenRadio).
B.
Ciri – ciri
Interaksi Edukatif
Adapun ciri
– ciri interaksi edukatif :
a.
Interaksi edukatif mempunyai tujuan
Tujuan interaksi edukatif adalah untuk membantu anak didik untuk
mencapai suatu perkembangan tertentu.
b.
Interaksi edukatif
mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Agar dapat
mencapai tujuan secara optimal maka dalam melakukan interaksi perlu ada
prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
c.
3
|
d.
4
|
e.
Guru berperan sebagai pembimbing. Guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif
yang kondusif.
f.
Interaksi edukatif membutuhkan disiplin. Disiplin
dalam interaksi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur
menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru dan anak
didik. Ketaatan pada ketentuan atau tata tertib akan terlihat dari pelaksanaan
prosedur. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran
disiplin.
g.
Mempunyai batas waktu. Untuk mencapai tujuan tertentu
dalam sistem kelas (kelompok anak didik) batas waktu menjadi salah satu ciri
yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu untuk
pencapaiannya.
h.
Diakhiri dengan evaluasi. Dari seluruh kegiatan
tersebut masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan.
Guru harus melakukan evaluasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
C.
Prinsip –
prinsip Interaksi Edukatif
Prinsip-prinsip
ini diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi guru dalam
kegiatan intaraksi edukatif. Prinsip-prinsip intaraksi edukatif sebagai berikut
:
a.
Prinsip motivasi
Motivasi untuk menerima materi pun berbeda-beda. Hal ini perlu disadari
guru agar dapat memberikan motivasi yang bervariasi kepada anak didik.
b.
Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki.
5
|
c.
Prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu
atau fokus tertentu.
Titik pusat (fokus) akan membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar
serta akan memberikan arah kepada tujuannya. Tema adalah merupakan titik pusat
(fokus) pembelajaran.
d.
Prinsip
keterpaduan.
Keterkaitan antara satu tema dengan tema yang lain atau keterkaitan antara
satu bidang pengembangan dengan bidang pengembangan yang lainnya dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
e.
Prinsip pemecahan masalah yang dihadapi.
Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam
menghadapi berbagai masalah dalam belajar. Guru perlu menciptakan suatu masalah
untuk melatih anak memecahkan berbagai masalah yang sesuai dengan tema yang
dipelajarinya.
f.
Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan sendiri.
Lingkungan harus diciptakan untuk menunjang potensi. Guru sebaiknya memberi
kesempatan kepada anak untuk mencari dan menemukan sendiri berbagai informasi.
Tugas guru disini adalah memfasilitasinya.
g.
Prinsip belajar sambil bekerja (learning by doing)
Belajar sambil melakukan aktivitas akan lebih banyak memberikan hasil bagi
anak didik sebab pemahaman yang didapat anak didik lebih bertahan lama
tersimpan dalam diri anak. Menimbulkan kesan yang lebih permanen dalam diri
anak didik.
h.
Prinsip hubungan sosial.
6
|
i.
Prinsip perbedaan individual.
Setiap anak didik adalah unik dan berbeda dari yang lainnya. Hal ini perlu
disadari oleh guru sehingga memudahkan guru untuk melakukan interaksi edukatif
dengan setiap anak didik.
D.
Tujuan
Interaksi Edukatif
Tujuan
interaksi belajar antara siswa dengan guru merupakan titik temu dan bersifat
mengikat serta mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak.Sehingga kriteria
keberhasilan keseluruhan proses interaksi hendaknya ditimbang atau
dievaluasikan agar tercapai tujuan pendidikan.(Abin Syamsuddin Makmun,2000,156).Jadi
interaksi dikatakan sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai
tujuan untuk mendidik mengantarkan anak didik kearah wawasan dan kedewasaannya.
Interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah
satu cara untuk menciptakan suatu kondisi edukatif yang nyaman,aman dan tenang
menuju efiesiensi, afektivitas dan optimalisasi proses pembelajaran mutlak
diperlukan. Bentuk interaksi yang diharapakan adalah adanya suasana yang
menyenangkan, akrab, penuh pengertian dan mau memahami sehingga siswa merasakan
bahwa dirinya telah dididik dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Bentuk
interaksi sosial-edukatif yang akrab dan penuh kekeluargaan antara guru dan
siswa ini sangat bermanfaat bagi siswa karena hal itu akan menjadi model dalam
pergaulan sehari-hari siswa dengan teman-temannya dan lingkungannya.
E.
7
|
Ada beberapa
faktor yang mendasari terjadinya interaksi edukatif, diantaranya:
1.
Faktor tujuan
Dalam tujuan pendidikan atau pengajaran yang bersifat umum atau khusus,
umumnya berkisar pada tiga jenis, yaitu:
a.
Tujuan kognitif, yaitu tujuan yang berhubungan dengan
pengertian dan pengatahuan.
b.
Tujuan afektif, yaitu tujuan yang berhubungan dengan usaha
merubah minat, setiap nilai dan alasan.
c.
Tujuan psikomotorik, yaitu tujuan yang berkaitan
dengan keterampilan berbuat yang menggunakan telinga, tangan , mata, alat indra
dan sebagainya.
d.
Faktor bahan/materi/isi
Bahan atau materi pengajaran harus tersusun dengan baik sehingga
dapat mempermudah anak didik mempelajarinya selain itu dapat memberikan
gambaran yang jelas sebagai petunjuk dalam menetapkan metode pengajaran. Dalam
menentukan materi harus didasarkan pada upaya pemenuhan tujuan pengajaran dengan
begitu, pertimbangan penetapan metode atas dasar maeri tidak akan jauh berbeda
hasilnya dengan dasar pertimbangan tujuan.
2. Faktor guru
dan peserta didik
Guru dan
peserta didik adalah dua subjek dalam interaksi pengajaran. Guru sebagai pihak
yang berinisiatif awal untuk menyelenggarakan pengajaran sedangkan peserta
didik sebagai pihak yang mendapatkan manfaat dari proses pengajaran. Ada
beberapa bidang yang dapat menunjang proses profesionalitas kerja guru :
a. Guru harus
mengenal peserta didik
b. Guru harus
memiliki kecakapan memberi bimbingan
c.
8
|
d. Guru harus
memiliki pengetahuan yang dalam tentang ilmu yang diajarkan
Adapun bagi
peserta didik ada beberapa hal yang pelu diperhatikan :
a.
Peserta didik harus mendahulukan kesucian jiwa.
Al-ghazali pernah berkata mendahulukan kesucian jiwa dari kerendahan akhlak dan
sifat-sifat peserta didik.
b.
Peserta didik harus rajin untuk menuntut ilmu,
bersedia untuk mencurahkan tenaga, jiwa dan pikiran serta minat dalam
berkonsentrasi pada ilmu yag dipelajarinya.
c.
Tidak sombong atas ilmu yang diperolehnya.Peserta
didik harus mengetahui kedudukan ilmu yang dipelajarinya.
3. Faktor
metode
Metode suatu
cara kerja yang sistematik dan umum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Semakin baik suatu metode semakin baik dan efektif dalam mencapai
tujuan. Dalam penerapan suatu metode pengajaran harus memiliki relevansi
diantaranya :
a. Relevansi
dengan tujuan
b. Relevansi
dengan bahan/ materi
c. Relevansi
dengan kemampuan guru
d. Relevansi
dengan keadaan pesert didik
e. Relevansi
dengan situasi pengajaran
4. Faktor
situasi
Yang disebut
situasi adalah suasana belajar atau suasana kelas pengajaran termasuk disini
adalah keadaan peserta didik keadaaan cuaca, keadaan guru dan keadaan kelas
diantara keadaan tersebut ada yang dapat diperhitungkan dan ada yang tidak
dapat diperhitungkan terhadap situasi yang dapat diperhitungkan guru dapat
menyediakan alternatif metode-metode mengajar menurut perhitungan perubahan
situasi. Adapun situasi yang tidak dapat diperhitungkan yang disebabkan oleh
perubahan yang mendadak atau tiba-tiba diperlukan kecekatan dalam mengambil
keputusan terhadap metode yang digunakan.
5.
9
|
Sumber
belajar sesungguhnya banyak sekali. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran
tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya serta
kebijakan-kebijakan lainnya.Interaksi edukatif tidaklah berproses dalam
kehampaan , tetapi ia berproses dalam kemaknaan. Didalamnya ada sejumlah nilai
yang disampaikan kepada anak didik . Nilai-nilai itu tidak datang dengan
sendirinya, tetapi diambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses
interaksi edukatif.
6. Faktor alat
dan peralatan
Alat dan
peralatan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Alat tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai
pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.Alat dapat dibagi menjadi dua yaitu
:
a.
Alat Nonmaterial, yang terdiri dari perintah ,
larangan, nasihat dan sebagainya
b.
Alat material, yang dapat berupa papan tulis,
batu kapur, gambar, diagram, lukisan, slide dan sebagainya.
7. Faktor Evaluasi
Evaluasi
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana
keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar.
Evaluasi dapat dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat istrumen penggali
data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan.Tujuan evaluasi sendiri
untuk :
a. mengumpulkan
data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
b. memungkinkan
guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat dan menilai metode mengajar yang
dipergunakan.
F.
10
|
a.
Tahap sebelum pengajaran
Dalam tahap ini guru harus
menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur
wulan, program satuan pelajaran, dan perancanaan program pembelajaran. Dalam
merencanakan program-program tersebut diatas perlu dipertimbangkan aspek-aspek
yang berkaitan dengan:
1.
Bekal bawaan anak didik
Bekal bawaan anak didik sebagai bahan apersepsi anak
didik perlu guru perhatikan. Guru menyadari bahwa setiap anak didik membawa
bahan apersepsi yang berbeda-beda. Bahan yang dipersiapkan guru harus tidak
jauh dari pengalaman dan pengetahuan yang anak didik punyai.paling tidak masih
berhubungan, sehingga anak didik mudah menyerap penjelasan yang diberikan guru
dikelas.
2.
Perumusan tujuan pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran mutlak guru lakukan.
Tujuan pembelajaran memberikan arah yang jelas kemana kegiatan interaksi
edukatif dibawa. Di dalam tujuan pembelajaran tersimpan sejumlah norma, seperti
norma susila, norma sosial, norma hukum, norma agama dan norma moral. Selain
itu juga bertumpu pada tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah apektif dan ranah
psikomotor.
3.
Pemilihan
metode
Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam
pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut mempelancar kearah pencapaian tujuan
pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata bila guru memilih metode yang
sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran.
4.
11
|
5.
Pemilihan pengalaman-pengalaman pembelajaran
Pengalaman belajar apa yang harus diberikan
kepada anak didik adalah suatu hal yang perlu dapat perhatian guru. Guru tidak
dibenarkan memberikan pengalaman yang negatif
keanak didik. Karena semua itu akan berkesan pada jiwa anak didik.
6.
Pemilihan
bahan dan peralatan belajar
Bahan adalah isi atau meteri yang akan disampaikan
kepada anak didik dalam interaksi edukatif. Bahan yang akan di berikan kepada
anak didik harus diseleksi. Bahan apa yang akan diterima peserta didik harus
disesuaikan dengan tingkat penguasaan nya, bukan memberikan bahan pelajaran
yang sukar diterima dan dicerna oleh anak didik. Peralatan belajar juga harus
dipilih oleh guru sebelum pengajaran. Peralatan pelajaran dalam hal ini seperti
alat bantu atau alat material, buku paket untuk guru, buku paket untuk anak
didik , tape recorder, OHP, poster, tustel, foto, grafik, radio, dan
sebagainya.
7.
Mempertimbangkan jumlah dan
karakteristik anak didik
Jumlah anak didik di kelas akan mempengaruhi suasana
kelas. Semakin banyak jumlah anak didik semakin mudah terjadi konflik.
Kehidupan anak didik lebih dinamis. Anak didik lebih mudah memilih teman yang
disukainya. Sebalikanya, dengan anak didik dengan jumlah yang lebih sedikit
lebih mudah mengendalikan kelas bila terjadi kasus keributan. Mengelola kelas
pun lebih mudah dari pada jumlah anak didik yang banyak.
8.
Mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia
9.
Mempertimbangkan pola pengelompokan
10. Mempertimbangkan prinsip-prinsip
belajar
12
|
b. Tahap Pengajaran
Pada tahap ini berlangsung
interaksi antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik, anak
didik dalam kelompok atau anak didik secara individual. Tahap ini merupakan
tahap pelaksana apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam tahap pelajaran ini antara lain:
1.
Pengelolaan dan pengendalian kelas
2.
Penyampaian informasi
3.
Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal
4.
Merangsang tanggapan balik dari anak didik
5.
Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar
6.
Mengdiagnosis kesulitan belajar
7.
Mempertimbangkan perbedaan individual
8.
Mengevalusi kegiatan interaksi
c. Tahap
Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan
atau perbuatan setelah pertemuan tatap
muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesudan
pelajaran, antara lain:
1.
Menilai pekerjaan anak didik
2.
Menilai pengajaran guru
3.
Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar