Senin, 29 Desember 2014

CITIZEN JURNALISME



Disusun Oleh : Desy Yulita, Elsye Naumiani, Listi, Melinda


A.    Pengertian Interaksi Edukatif
Pengertian Citizen Journalism
Citizen Journalism adalah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga.
Citizen Journalis (Jurnalisme Warga) adalah warga biasa yang menjalankan fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat.
Shayne Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”.
Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public journalism, advocacy journalism, participatory journalism, participatory media, open source reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism, grassroot journalism, sampai we-media.
J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 tipe :
  1. Audience participation (seperti komenter user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).
2. Situs web berita atau informasi independen (Consumer Reports, Drudge Report).
3. Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews).
4. Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuro5hin).
5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list, newsletter e-mail).
6. Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video, seperti KenRadio).

B.     Ciri – ciri Interaksi Edukatif
Adapun ciri – ciri interaksi edukatif :
a.       Interaksi edukatif mempunyai tujuan
      Tujuan interaksi edukatif adalah untuk membantu anak didik untuk mencapai  suatu perkembangan tertentu.
b.      Interaksi edukatif mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
c.      
3
Interaksi edukatif ditandai dengan penggarapan materi khusus. Materi harus didesain sedemikian rupa sehingga sesuai dan cocok untuk mencapai tujuan. Selain itu juga harus memperhatikan komponen pembelajaran yang lain. Perlu diingat bahwa materi pembelajaran harus sudah siap sebelum interaksi edukatif berlangsung.
d.     
4
Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi bahwa anak didik sebagai sentral maka aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi edukatif.
e.       Guru berperan sebagai pembimbing. Guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif.
f.       Interaksi edukatif membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru dan anak didik. Ketaatan pada ketentuan atau tata tertib akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
g.      Mempunyai batas waktu. Untuk mencapai tujuan tertentu dalam sistem kelas (kelompok anak didik) batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu untuk pencapaiannya.
h.      Diakhiri dengan evaluasi. Dari seluruh kegiatan tersebut masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Guru harus melakukan evaluasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

C.    Prinsip – prinsip Interaksi Edukatif
Prinsip-prinsip ini diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan intaraksi edukatif. Prinsip-prinsip intaraksi edukatif sebagai berikut :
a.       Prinsip motivasi
Motivasi untuk menerima materi pun berbeda-beda. Hal ini perlu disadari guru agar dapat memberikan motivasi yang bervariasi kepada anak didik.
b.      Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki.
5
Setiap anak didik memiliki latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Penjelasan yang disampaikan guru sebaiknya mengkaitkan pengetahuan dan pengalaman anak didik sehingga akan memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman baru sehingga membuat anak mudah memusatkan perhatiannya.
c.       Prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu.
Titik pusat (fokus) akan membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta akan memberikan arah kepada tujuannya. Tema adalah merupakan titik pusat (fokus) pembelajaran.
d.       Prinsip keterpaduan.
Keterkaitan antara satu tema dengan tema yang lain atau keterkaitan antara satu bidang pengembangan dengan bidang pengembangan yang lainnya dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
e.       Prinsip pemecahan masalah yang dihadapi.
Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah dalam belajar. Guru perlu menciptakan suatu masalah untuk melatih anak memecahkan berbagai masalah yang sesuai dengan tema yang dipelajarinya.
f.       Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan sendiri.
Lingkungan harus diciptakan untuk menunjang potensi. Guru sebaiknya memberi kesempatan kepada anak untuk mencari dan menemukan sendiri berbagai informasi. Tugas guru disini adalah memfasilitasinya.
g.      Prinsip belajar sambil bekerja (learning by doing)
Belajar sambil melakukan aktivitas akan lebih banyak memberikan hasil bagi anak didik sebab pemahaman yang didapat anak didik lebih bertahan lama tersimpan dalam diri anak. Menimbulkan kesan yang lebih permanen dalam diri anak didik.
h.      Prinsip hubungan sosial.
6
Anak juga perlu dilatih bagaimana membina hubungan sosial dengan teman-temannya, dengan guru dan juga dengan orang-orang lain yang terdapat disekolah.
i.        Prinsip perbedaan individual.
Setiap anak didik adalah unik dan berbeda dari yang lainnya. Hal ini perlu disadari oleh guru sehingga memudahkan guru untuk melakukan interaksi edukatif dengan setiap anak didik.

D.    Tujuan Interaksi Edukatif
Tujuan interaksi belajar antara siswa dengan guru merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak.Sehingga kriteria keberhasilan keseluruhan proses interaksi hendaknya ditimbang atau dievaluasikan agar tercapai tujuan pendidikan.(Abin Syamsuddin Makmun,2000,156).Jadi interaksi dikatakan sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik mengantarkan anak didik kearah wawasan dan kedewasaannya.
Interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu cara untuk menciptakan suatu kondisi edukatif yang nyaman,aman dan tenang menuju efiesiensi, afektivitas dan optimalisasi proses pembelajaran mutlak diperlukan.  Bentuk interaksi yang diharapakan adalah adanya suasana yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian dan mau memahami sehingga siswa merasakan bahwa dirinya telah dididik dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Bentuk interaksi sosial-edukatif yang akrab dan penuh kekeluargaan antara guru dan siswa ini sangat bermanfaat bagi siswa karena hal itu akan menjadi model dalam pergaulan sehari-hari siswa dengan teman-temannya dan lingkungannya.



E.    
7
Faktor – Faktor Interaksi Edukatif
Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya interaksi edukatif, diantaranya:
1.      Faktor tujuan
Dalam tujuan pendidikan atau pengajaran yang bersifat umum atau khusus, umumnya berkisar pada tiga jenis, yaitu:
a.    Tujuan kognitif, yaitu tujuan yang berhubungan dengan pengertian dan pengatahuan.
b.    Tujuan afektif, yaitu tujuan yang berhubungan dengan usaha merubah minat, setiap  nilai dan alasan.
c.    Tujuan psikomotorik, yaitu tujuan yang berkaitan dengan keterampilan berbuat yang menggunakan telinga, tangan , mata, alat indra dan sebagainya.
d.   Faktor bahan/materi/isi
Bahan atau materi pengajaran harus tersusun dengan baik  sehingga dapat mempermudah anak didik mempelajarinya selain itu dapat memberikan gambaran yang jelas sebagai petunjuk dalam menetapkan metode pengajaran. Dalam menentukan materi harus didasarkan pada upaya pemenuhan tujuan pengajaran dengan begitu, pertimbangan penetapan metode atas dasar maeri tidak akan jauh berbeda hasilnya dengan dasar pertimbangan tujuan.

2.      Faktor guru dan peserta didik
Guru dan peserta didik adalah dua subjek dalam interaksi pengajaran. Guru sebagai pihak yang berinisiatif awal untuk menyelenggarakan pengajaran sedangkan peserta didik sebagai pihak yang mendapatkan manfaat dari proses pengajaran. Ada beberapa bidang yang dapat menunjang proses profesionalitas kerja guru :
a.    Guru harus mengenal peserta didik
b.    Guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan
c.   
8
Guru harus memiliki dasar yang luas tentang tujuan pendidikan atau pengajaran
d.   Guru harus memiliki pengetahuan yang dalam tentang ilmu yang diajarkan
Adapun bagi peserta didik ada beberapa hal yang pelu diperhatikan :
a.    Peserta didik harus mendahulukan kesucian jiwa. Al-ghazali pernah berkata mendahulukan kesucian jiwa dari kerendahan akhlak dan sifat-sifat peserta didik.
b.    Peserta didik harus rajin untuk menuntut ilmu, bersedia untuk mencurahkan tenaga, jiwa dan pikiran serta minat dalam berkonsentrasi pada ilmu yag dipelajarinya.
c.    Tidak sombong atas ilmu yang diperolehnya.Peserta didik harus mengetahui kedudukan ilmu yang dipelajarinya.
3.      Faktor metode
Metode suatu cara kerja yang sistematik dan umum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Semakin baik suatu metode semakin baik dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam penerapan suatu metode pengajaran harus memiliki  relevansi diantaranya :
a.    Relevansi dengan tujuan
b.    Relevansi dengan bahan/ materi
c.    Relevansi dengan kemampuan guru
d.   Relevansi dengan keadaan pesert didik
e.    Relevansi dengan situasi pengajaran
4.      Faktor situasi
Yang disebut situasi adalah suasana belajar atau suasana kelas pengajaran termasuk disini adalah keadaan peserta didik keadaaan cuaca, keadaan guru dan keadaan kelas diantara keadaan tersebut ada yang dapat diperhitungkan dan ada yang tidak dapat diperhitungkan terhadap situasi yang dapat diperhitungkan guru dapat menyediakan alternatif metode-metode mengajar menurut perhitungan perubahan situasi. Adapun situasi yang tidak dapat diperhitungkan yang disebabkan oleh perubahan yang mendadak atau tiba-tiba diperlukan kecekatan dalam mengambil keputusan terhadap metode yang digunakan.
5.     
9
Faktor sumber pelajaran
Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.Interaksi edukatif tidaklah berproses dalam kehampaan , tetapi ia berproses dalam kemaknaan. Didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik . Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi diambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses interaksi edukatif.
6.      Faktor alat dan peralatan
Alat dan peralatan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.Alat dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a.    Alat Nonmaterial, yang terdiri dari perintah , larangan, nasihat dan sebagainya
b.    Alat material, yang  dapat berupa papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan, slide dan sebagainya.
7.      Faktor Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Evaluasi dapat dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat istrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan.Tujuan evaluasi sendiri untuk  :
a.    mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b.    memungkinkan guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat dan menilai metode mengajar yang dipergunakan.
F.    
10
Tahap – tahap Interaksi Edukatif
Menurut R.D. Conners, mengidentifikasi tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi 3:
a.    Tahap sebelum pengajaran
Dalam tahap ini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur wulan, program satuan pelajaran, dan perancanaan program pembelajaran. Dalam merencanakan program-program tersebut diatas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan:
1.      Bekal bawaan anak didik
Bekal bawaan anak didik sebagai bahan apersepsi anak didik perlu guru perhatikan. Guru menyadari bahwa setiap anak didik membawa bahan apersepsi yang berbeda-beda. Bahan yang dipersiapkan guru harus tidak jauh dari pengalaman dan pengetahuan yang anak didik punyai.paling tidak masih berhubungan, sehingga anak didik mudah menyerap penjelasan yang diberikan guru dikelas.
2.      Perumusan tujuan pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran mutlak guru lakukan. Tujuan pembelajaran memberikan arah yang jelas kemana kegiatan interaksi edukatif dibawa. Di dalam tujuan pembelajaran tersimpan sejumlah norma, seperti norma susila, norma sosial, norma hukum, norma agama dan norma moral. Selain itu juga bertumpu pada tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah apektif dan ranah psikomotor.
3.       Pemilihan metode
Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut mempelancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata bila guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran.
4.     
11
Banyak faktor yang harus diketahui untuk mendapatkan pemilihan metode yang akurat, seperti faktor guru sendiri, sifat bahan pelajaran, fasilitas, jumlah anak didik di kelas, tujuan dan sebagainya.
5.      Pemilihan pengalaman-pengalaman pembelajaran
Pengalaman belajar  apa yang harus diberikan kepada anak didik adalah suatu hal yang perlu dapat perhatian guru. Guru tidak dibenarkan memberikan pengalaman yang negatif  keanak didik. Karena semua itu akan berkesan pada jiwa anak didik.
6.       Pemilihan bahan dan peralatan belajar
Bahan adalah isi atau meteri yang akan disampaikan kepada anak didik dalam interaksi edukatif. Bahan yang akan di berikan kepada anak didik harus diseleksi. Bahan apa yang akan diterima peserta didik harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan nya, bukan memberikan bahan pelajaran yang sukar diterima dan dicerna oleh anak didik. Peralatan belajar juga harus dipilih oleh guru sebelum pengajaran. Peralatan pelajaran dalam hal ini seperti alat bantu atau alat material, buku paket untuk guru, buku paket untuk anak didik , tape recorder, OHP, poster, tustel, foto, grafik, radio, dan sebagainya.
7.        Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik
Jumlah anak didik di kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Semakin banyak jumlah anak didik semakin mudah terjadi konflik. Kehidupan anak didik lebih dinamis. Anak didik lebih mudah memilih teman yang disukainya. Sebalikanya, dengan anak didik dengan jumlah yang lebih sedikit lebih mudah mengendalikan kelas bila terjadi kasus keributan. Mengelola kelas pun lebih mudah dari pada jumlah anak didik yang banyak.
8.       Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
9.      Mempertimbangkan pola pengelompokan
10.   Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar
12
 
b.    Tahap Pengajaran
Pada tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik, anak didik dalam kelompok atau anak didik secara individual. Tahap ini merupakan tahap pelaksana apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pelajaran ini antara lain:
1.        Pengelolaan dan pengendalian kelas
2.        Penyampaian informasi
3.        Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal
4.        Merangsang tanggapan balik dari anak didik
5.        Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar
6.        Mengdiagnosis kesulitan belajar
7.        Mempertimbangkan perbedaan individual
8.        Mengevalusi kegiatan interaksi

c.    Tahap Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan  tatap muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesudan pelajaran, antara lain:
1.        Menilai pekerjaan anak didik
2.        Menilai pengajaran guru
3.        Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar